Ulama muda Muhammadiyah, Ustaz Adi Hidayat (UAH) memperoleh anugerah gelar kehormatan akademik, Doktor Honoris Causa (HC) Manajemen Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Selasa (30/5).
Pada pengukuhannya, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah tersebut menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Manajemen Pendidikan Islam Berbasis Alquran dan Sunnah, serta Implementasinya Menuju Pendidikan Berkemajuan”.
Menurut UAH, pendidikan Islam berbasis Alquran dan Sunnah merupakan satu-satunya alternatif bagi kaum muslimin untuk mewujudkan tujuan Islam beserta penunaian tugas manusia di muka bumi sebagai wakil Allah (khalifatu fil ardh). Karenanya, diperlukan manajemen tarbiyah yang sahih.
UAH lalu menyebut bahwa sepanjang sejarah para nabi sejak Adam As hingga Muhammad Saw, nilai-nilai Islami telah diinternalisasi ke dalam diri mereka untuk membimbing umatnya menciptakan kehidupan dunia yang ideal dan damai.
Setelah Nabi terakhir, Rasulullah Saw wafat, nilai-nilai utama itu telah disisipkan di dalam Alquran sebagai pedoman. Para ulama di berbagai periode berikutnya, lantas mengkodifikasikan nilai-nilai Alquran dan Sunnah sebagai pedoman utama menjawab problematika kehidupan sekaligus menuntun pada peradaban utama yang tinggi.
Dari Alquran, para ulama mampu menyusun jawaban atas persoalan pendidikan, tata niaga, pengembangan IPTEK, tata negara, hukum pidana, hukum acara, hingga strategi militer yang semuanya terekam dalam sejarah kegemilangan peradaban Islam di berbagai belahan dunia.
Di masanya, Nabi Muhammad tidak sekadar mengajarkan Alquran sebagai bacaan, melainkan juga mengajarkan makna dan implementasinya yang saling terkoneksi dengan aktivitasnya di muka bumi.
Kesuksesan manajemen pendidikan Islam ini, kata dia tersirat dari kesuksesan Nabi Muhammad Saw membentuk 40 orang generasi awal Islam di Makkah yang kemudian berkembang menjadi 12.000 kaum muslimin di Yatsrib dan mengubah masyarakat Arab dari Jahiliah menjadi beradab.
Dalam waktu 23 tahun, Nabi juga berhasil melahirkan 38 panglima. Termasuk melahirkan pemimpin, birokrat, ulama, dan 5 saudagar terkaya yang tiga di antaranya memiliki kekayaan luar biasa jika dikonversi dengan mata uang saat ini (Ustman bin Affan 850 Juta USD, Zubair bin Awwam 1 M USD, dan Abdurrahman bin Auf yang memiliki kekayaan 3.2 M USD atau setara dengan Rp. 72.000 Triliun).
Kurikulum dan manajemen pendidikan Islam ini kata UAH berlaku di setiap zaman. Di bawa kemanapun, model pendidikan seperti ini kata dia selalu melahirkan peradaban. Termasuk salah satu contohnya adalah Muhammadiyah.
“Kiai Ahmad Dahlan pun hanya mengeluarkan satu surah dalam Alquran, yaitu Surat Al-Ma’un yang dengan value surah-surah itu dan paham sunnah-sunnah nabinya, itulah yang mengeluarkan kemuliaan-kemuliaan Amal Usaha Muhammadiyah yang berwujud PKU, panti-panti yatim, pusat-pusat pendidikan, dan dari 1 ayat Ali Imran ayat 3, lahirlah Persyarikatan Muhammadiyah yang abadi melewati satu abad sampai masa kini,” terangnya.
Inspirasi dari Alquran inilah yang menurut UAH patut diimplementasikan lewat manajemen yang tepat. Sebelum menyampaikan hal ini, UAH telah memberikan contoh lewat kesuksesan beragam lembaga pendidikan yang telah dia rintis.
“Dan kalau kita rumuskan ayat-ayat inilah yang bisa jadi value, melahirkan negara-negara maju dan mencerahkan, mendapatkan ridha Allah Swt,” pungkasnya. (perdana)