TOKYO, JEPANG ‒ PCIM Jepang menyelenggarakan kajian spesial yang membahas terkait pendidikan keluarga islami. Kajian ini diisi oleh Dr. Hakimuddin Salim, Lc., MA. yang merupakan Dosen PAI UMS sekaligus Kabid Pembinaan Keluarga, Remaja & Jama’ah Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Kajian spesial kali ini diselenggarakan pada hari Kamis, 28 Desember 2023. Kegiatan ini bertempat di Gedung Ar-Rahmah dan Amanah Mart, Kanagawa, Jepang, dan diikuti oleh jama’ah lain secara daring melalui zoom meeting. Adapun tema yang diangkat dalam kajian ini adalah “Pendidikan Keluarga Islami dalam Rangka Internasionalisasi Dakwah Muhammadiyah di Jepang”.
Melalui kesempatan kali ini, Ustad Hakimuddin menyampaikan terkait internasionalisasi Muhammadiyah yang sesuai dengan amanat dalam Muktamar Muhammadiyah ke-48. Oleh karena itu, jangan sampai dakwah Muhammadiyah hanya dapat dinikmati masyarakat Indonesia, melainkan juga dapat dinikmati oleh dunia. Hal ini juga selaras dengan perintah Allah yang menugaskan manusia sebagai khalifah di muka bumi, tidak hanya terbatas pada daerah tertentu saja.
Tujuan Istimewa berupa dakwah yang mendunia tentunya tidak bisa dilakukan melalui orang-per orang dan memerlukan adanya pertahanan. Adapun pertahanan paling utama bagi seorang muslim adalah ketahanan keluarga. Selain itu dakwah yang besar juga dimulai dari bawah, yakni dimulai dari membangun kepribadian yang Islami (bina syakhsiyah Islamiyah), kemudian membentuk keluarga yang Islami (bina al-usrah al Muslimah).
Pernikahan menjadi sesuatu yang penting untuk dibahas, mengingat kondisi masyarakat Jepang yang menormalisasi keputusan untuk tidak menikah, child free, FWB, bahkan LGBT, yang menyebabkan krisis demografi di negara tersebut. Selain itu, kondisi tersebut juga menjadi salah satu alasan mengapa setiap keluarga muslim di negara tersebut perlu mengetahui ilmu dalam menjaga keluarga. Selanjutnya, pada kesempatan kali ini, Ust. Hakimuddin juga menyampaikan 3 cara dalam menjaga keluarga, khususnya di negara Jepang:
Cara pertama adalah dengan memberikan pendidikan Islami bagi anak-anak. Perlu diingat bahwa setiap anak lahir dalam keadaan fitrah atau suci, sehingga orangtua anak tersebut yang bertanggungjawab dalam menjaga fitrah tersebut. Pendidikan terhadap anak pun harus dilakukan sesuai dengan petunjuk Rasulullah, yakni dimulai dari mencari pasangan yang baik, membaca do’a ketika berhubungan badan, menerapkan prenatal education, dan menerapkan sunnah-sunnah lainnya ketika bayi dilahirkan. Ustad Hakimuddin juga menyampaikan bahwa salah satu metode prenatal education yang dapat diterapkan adalah membiasakan janin untuk mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Cara kedua dalam menjaga keluarga adalah dengan menitipkan anak-anak maupun anggota keluarga lainnya kepada Allah SWT. Hal ini bertujuan agar anak-anak tidak hanya terlindung dari kejahatan kriminal, namun juga terlindung dari hal-hal lain yang dapat merusak aqidah.
Cara terakhir yang harus dilakukan adalah dengan menjaga ibadah kepada Allah. Seluruh ibadah dalam islam selalu berhubungan dengan dimensi yang lain, salah satunya adalah solat yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Selain menjaga solat, ibadah penting lainnya yang perlu dijaga ialah dzikir dan membaca Al Qur’an. Hal ini penting dikarenakan dapat menjadi tameng bagi keistiqamahan anak-anak di negeri seperti Jepang yang sangat tidak kondusif bagi keimanan. (Wihdatun Na’im)