Takmir Masjid Gedhe Kauman mengadakan Pengajian Refleksi Akhir Tahun 2022 dengan tema “Menatap Harap dan Cemas 2023” menghadirkan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Dr. Apt. Salmah Orbaniyah sebagai pembicara pertama; Ketua PWM Jawa Tengah, Dr. Tafsir M.Ag. sebagai pembicara kedua; dan Ketua PCIM Jepang sebagai moderator, Ridwan Wicaksono.
Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Di penghujung tahun 2022, Masjid Gedhe Kauman DI Yogyakarta menggelar Refleksi Akhir Tahun dan Pasca Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah ke-48 dengan tema “Menatap Harap dan Cemas 2023”, Sabtu (31/12). Kegiatan yang digelar di Serambi Masjid Gedhe Kauman ini menghadirkan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah periode 2022-2027 Salmah Orbayinah dan Ketua PWM Jawa Tengah Tafsir.
Dalam kesempatan tersebut, Bayin mengingatkan kepada para jamaah untuk selalu bersyukur atas apa yang sudah terjadi, terutama karena sampai saat ini masih bisa bertahan dengan nikmat iman dan Islam. “Ini semua karena Allah cinta kepada kita,” kata dia.
Bayin menjelaskan bahwa 2022 memang bukan tahun yang mudah, termasuk yang dihadapi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Ada berbagai permasalahan yang terjadi sepanjang tahun kemarin, mulai dari masih tingginya angka kemiskinan, kesenjengan sosial, korupsi yang menggurita, penanganan hukum yang belum sungguh-sungguh, konflik sosial, dan sebagainya.
Tidak cukup di situ, Bayin juga menyinggung masih banyaknya kasus kekerasan di lingkungan keluarga, kekerasan terhadap perempuan dan anak, juga masalah lain seperti stunting, perkawinan anak, dan lain-lain. Berbagai permasalah ini, kata dia, harus menjadi perhatian bersama di tahun 2023.
Bayin mengingatkan bahwa keluarga merupakan institusi sosial yang sangat penting untuk mencegah dan mengatasi berbagai permasalahan tersebut, terutama yang berkaitan dengan perempuan dan anak. Kata dia, sangat penting untuk memulai perbaikan sosial-masyarakat dari keluarga. Dalam konteks itulah penguatan keluarga menjadi isu strategis di PP Muhammadiyah dan PP ‘Aisyiyah periode 2022-2027.
Sebagai organisasi dakwah, terang Bayin menambahkan, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah punya misi untuk melakukan pencerahan kehidupan masyarakat. Dakwah pencerahan ini punya 3 (tiga) kriteria, yaitu membebaskan mustadhafin, memberdayakan secara sosial-ekonomi, dan memajukan peradaban bangsa.
“Jadi ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah berusaha menjadi sebuah organisasi yang paling tidak memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada,” ucap dia. Upaya memberikan solusi itu salah satunya adalah melalui amal usaha.
Sebagai pungkasan, Bayin mengatakan bahwa salah satu penekanan program ‘Aisyiyah pada 2023 adalah penguatan kepemimpinan yang transformatif, yakni kepemimpinan yang peka terhadap perubahan. (sb)
Sumber : https://suaraaisyiyah.id/refleksi-akhir-tahun-2022-salmah-orbayinah-soroti-berbagai-masalah-indonesia-kekinian/